JATAH
mengalami hal yang menakutkan pastilah kita pernah merasakannya. kehadiran berupa mimpi yang menggambarkan bahwa umur kita tidaklah lama sampai ratusan tahun atau memprediksi umur ku sampai sekian. Dengan menggunakan metode canggihpun ketika melihat sel dalam tubuh mampu hidup sampai berapa tahunpun, tidak akan tau secuilpun ilmu tentang kapan, dimana, waktu ajal menjemput alias mati atau meninggal dunia.
Gambaran semu yang bisa kita ciptakan dalam memori kita yakni andai matiku belum bisa merawat serta membahagiakan ortu, sedekah yang seharusnya diberikan malah di tahan, punya kewajiban sebagai umat Nabi saw merawat anak yatim tidak dilakukan rutinan, sampai pada sholatku yg belum benar, dan sebagainya. Banyak yang belum dikerjakan di dunia sebagai amalan yang akan dibawa menuju alam setelah alam dunia,.
dari perumpamaan diatas menggambarkan bahwa jika kita menanam kebaikan di muka bumi maka hasil dari kebaikan tersebut akan dibalas dengan keindahan dalam alam barzah serta alam akhirat. Begitu juga sebaliknya ketika menanam atau menaburkan keburukan/kejelekan di muka bumi maka akan dbalas pula.
ketika merasa bahwa nanti pukul sekian kau mati dan meninggalkan isi alam dunia ini maka perasaan yang kamu rasakan yaitu
Jika seseorang tau ajalnya kapan, maka manusia akan sibuk mengumpulkan kebaikan seperti halnya menyenangkan/ memuliakan orang tua, rutin membaca Al-Quran lebih lebih punya hafalan, rajin sholat, banyak bersedekah, dsb. Sehingga ibadah dilakukan secara rutin dan kebaikan ditegakkan. itu hanya perandaian bagi orang orang yang meyakini hari pembalasan itu ada.
Namun terkadang dikarenakan kita tahu bahwa Allah itu Maha Pengampun maka kita terkadang menyepelekan sehingga berbuat kerusakan d bumi ini dg mendzolimi diri sendiri atau orang lain dg prinsip yg keluar yakni Allah Maha Pengampun suatu saat klu sdah bosan merusak diri sendiri yaa minta maaf.
Ketika rajin Istiqomah membaca, menghafal Al Quran rutin bisa jadi meninggal dalam keadaan mengaji, rajin sholat sampai sampai sholat tidak bisa diduakan serta menjadi prioritasnya dalam kehidupan maka mati dalam keadaan sholat, rajin istiqomah dalam sujud lamanya maka mati dlm keadaan sujud. Bukannya hal tersebut pernah terjadi dikalangan manusia. Maka dari itu semuanya ada jatahnya. Mau mati dalam keadaan baik silahkan melakukan kebaikan ataupun mati dalam keadaan buruk maka celakalah apabila mengambil jalan ini.
Allah tidak akan membuat Hamba-Nya tersesat namun manusialah yang memilih jalan yang salah. Setiap manusia akan Allah beri apapun karena sifat Ar-Rohim maka manusia memiliki 2 jalan atau jalur yang akan dilalui ketika berjalan pada kehidupan.
Semua perkara pasti ada 2 jalur. Tergantung kita mau pilih yang mana karena semua Allah SWT berikan kepada kita.
Keep-Istiqomah
mengalami hal yang menakutkan pastilah kita pernah merasakannya. kehadiran berupa mimpi yang menggambarkan bahwa umur kita tidaklah lama sampai ratusan tahun atau memprediksi umur ku sampai sekian. Dengan menggunakan metode canggihpun ketika melihat sel dalam tubuh mampu hidup sampai berapa tahunpun, tidak akan tau secuilpun ilmu tentang kapan, dimana, waktu ajal menjemput alias mati atau meninggal dunia.
Gambaran semu yang bisa kita ciptakan dalam memori kita yakni andai matiku belum bisa merawat serta membahagiakan ortu, sedekah yang seharusnya diberikan malah di tahan, punya kewajiban sebagai umat Nabi saw merawat anak yatim tidak dilakukan rutinan, sampai pada sholatku yg belum benar, dan sebagainya. Banyak yang belum dikerjakan di dunia sebagai amalan yang akan dibawa menuju alam setelah alam dunia,.
Ibarat seseorang bercocok tanam ketela maka dengan menancapkan batang ketela seiring waktu berjalan akan tumbuh pohon ketela dan hasil panennya berupa umbi-umbian yakni ketela. tidak ada seseorang menanam ketela namun hasil panen yang didapat yakni bengkoang.
dari perumpamaan diatas menggambarkan bahwa jika kita menanam kebaikan di muka bumi maka hasil dari kebaikan tersebut akan dibalas dengan keindahan dalam alam barzah serta alam akhirat. Begitu juga sebaliknya ketika menanam atau menaburkan keburukan/kejelekan di muka bumi maka akan dbalas pula.
ketika merasa bahwa nanti pukul sekian kau mati dan meninggalkan isi alam dunia ini maka perasaan yang kamu rasakan yaitu
Apakah sudah banyak amal baik yang sudah terkumpul..?? Lalu digunakan untuk membela d hari pemgadilan nanti agar tidak mendapatkan siksa.. Apakah sudah banyak???
Jika seseorang tau ajalnya kapan, maka manusia akan sibuk mengumpulkan kebaikan seperti halnya menyenangkan/ memuliakan orang tua, rutin membaca Al-Quran lebih lebih punya hafalan, rajin sholat, banyak bersedekah, dsb. Sehingga ibadah dilakukan secara rutin dan kebaikan ditegakkan. itu hanya perandaian bagi orang orang yang meyakini hari pembalasan itu ada.
Namun terkadang dikarenakan kita tahu bahwa Allah itu Maha Pengampun maka kita terkadang menyepelekan sehingga berbuat kerusakan d bumi ini dg mendzolimi diri sendiri atau orang lain dg prinsip yg keluar yakni Allah Maha Pengampun suatu saat klu sdah bosan merusak diri sendiri yaa minta maaf.
Apakah kita tauu ajal kita tu pas bagaimana??? Apakah sempat minta maaf jika ajal sudah diangkat melewati tenggorokan.. Apakah bisa berucap “kata kata istighfar”???
Bukannya mati kita itu tergantung dengan amalan yang kita perjuangankan…!!!
Ketika rajin Istiqomah membaca, menghafal Al Quran rutin bisa jadi meninggal dalam keadaan mengaji, rajin sholat sampai sampai sholat tidak bisa diduakan serta menjadi prioritasnya dalam kehidupan maka mati dalam keadaan sholat, rajin istiqomah dalam sujud lamanya maka mati dlm keadaan sujud. Bukannya hal tersebut pernah terjadi dikalangan manusia. Maka dari itu semuanya ada jatahnya. Mau mati dalam keadaan baik silahkan melakukan kebaikan ataupun mati dalam keadaan buruk maka celakalah apabila mengambil jalan ini.
Allah tidak akan membuat Hamba-Nya tersesat namun manusialah yang memilih jalan yang salah. Setiap manusia akan Allah beri apapun karena sifat Ar-Rohim maka manusia memiliki 2 jalan atau jalur yang akan dilalui ketika berjalan pada kehidupan.
Jalur 1 : jalur kebaikan, kebermanfaatan, perjuangan, pantang menyerah, susah butuh Istiqomah dalam jalan lurus, sabar, mendapat pahala, menuju surga, mati dalam keadaan di ridlo’i Allah, dsb
Jalur 2 : jalur keburukan, merugikan, bermalas-malasan, mudah ditempuh, Istiqomah dalam kesesatan, tidak sabaran, mendapat dosa, menuju neraka, mati dalam keadaan tidak di ridlo’i Allah, dsb
Semua perkara pasti ada 2 jalur. Tergantung kita mau pilih yang mana karena semua Allah SWT berikan kepada kita.
🔊 Ayooo.. Beramal yang mengantarkan kita menuju ke ridlo’an Allah SWT
Keep-Istiqomah
